Beberapa orang memiliki kecenderungan untuk gila kerja dan beberapa
justru ogah-ogahan. Alasannya bisa disebabkan karena perbedaan motivasi
antar karyawan.
Sebuah penelitian menemukan bahwa kecenderungan orang untuk gila kerja juga bisa dipengaruhi oleh hormon.
Sebuah
penelitian menggunakan pencitraan otak menemukan bahwa kemauan individu
untuk bekerja keras sangat dipengaruhi oleh senyawa kimia di otaknya.
Selain
menemukan cara baru mengenai cara kerja otak, penelitian ini juga
memiliki implikasi penting untuk mengobati gangguan pemusatan perhatian,
depresi, skizofrenia dan rendahnya motivasi.
Penelitian
sebelumnya telah menemukan bahwa kadar dopamin yang berlebihan dapat
menyebabkan skizofrenia, dan bila kekurangan dapat menyebabkan penyakit
parkinson.
Penelitian ini dilakukan terhadap 25 orang sukarelawan sehat berusia 18 - 29 tahun. 52% di antaranya adalah wanita.
Untuk
mengetahui motivasi kerjanya, peserta diminta melakukan tugas
sederhana, yaitu menekan tombol. Pertama-tama, para peserta diminta
memilih tugas antara yang mudah atau yang sulit.
Tugas yang mudah memperoleh upah 1 dolar AS, sedangkan upah yang didapat
dari mengerjakan tugas-tugas sulit bisa mencapai 4 dolar AS. Setelah
menentukan pilihannya, para peserta diberitahu kemungkinan besar upah
yang akan diperoleh.
Tugas yang harus dilakukan berlangsung
sekitar 30 detik dan peserta diminta melakukan tugasnya berulang kali
selama sekitar 20 menit.
"Pada titik ini, kami tidak memiliki
data yang dapat membuktikan bahwa melakukan tugas selama 20 menit ini
berkaitan dengan prestasi individu. Tapi cara ini dapat mengukur
kesediaan individu untuk berupaya agar mendapat upah," kata David Zald,
profesor psikologi dari vanderbilt seperti dilansir Science Daily, Jumat (11/5/2012).
Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Neuroscience ini menggunakan teknik pemetaan otak yang disebut positron emission tomography (PETscan).
Para
peneliti menemukan bahwa orang yang mau bekerja keras lebih banyak
melepaskan hormon dopamin di area otak yang dikenal berperan penting
dalam imbalan dan motivasi, yaitu area striatum dan ventromedial
prefrontal cortex.
Di sisi lain, para pemalas yang kurang mau
bekerja keras memiliki kadar dopamin tinggi di daerah otak lainnya yang
berperan penting dalam memroses persepsi emosi dan risiko, yaitu insula
anterior.
"Penelitian lain pada tikus menunjukkan bahwa dopamin
sangat penting dalam memotivasi perilaku. Penelitian ini memberikan
informasi baru mengenai cara kerja dopamin dalam menentukan perbedaan
individu yang mempengaruhi perilaku pekerja keras dan gila kerja," kata
Michael Treadway dari Vanderbilt yang ikut serta dalam penelitian.
Temuan
ini menyimpulkan bahwa tingginya kadar dopamin di bagian otak yang
disebut insula berkaitan dengan motivasi kerja yang rendah, bahkan
setelah menyadari bahwa uang yang akan diperoleh lebih sedikit.
Sumber : Putro Agus Harnowo - detikHealth