9 CARA CEPAT GAGAL

Lamban Beradaptasi dengan Perubahan
Apa yang berubah ? informasi dan teknologi. Begitu cepat perubahan informasi yang lalu lalang disekitar kita, lihatlah betapa banyak surat kabar yang terbit setiap hari, persatuan waktu informasi senantiasa berganti. Maka sangat pasti kegagalan kita adalah disaat kita tidak memahami informasi yang berkembang saat ini. Mereka yang sukses umumnya adalah mereka yang mampu memadukan berbagai informasi dan menjadikannya data untuk perencanaan aksi di masa datang. Demikian pula teknologi, era abad 21 telah banyak Negara mencanangkan untuk mengembangkan IT (Information Technology) sebagai upaya memperpendek waktu dan jarak dengan berbagai klien di berbagai kawasan dunia. E- commerce dan e- learning menjadi salah satu contoh produk yang mulai diminati berbagai kalangan saat ini. Dengan technologi waktu dan jarak menjadi pendek namun memberikan keuntungan yang maximum. Contoh mudah terkait dengan perkembangan teknologi adalah munculnya berbagai produk digital yang mulai dipasarkan dengan kemampuan bervariasi dan harga kompetitif. Sebuah lokasi perdagangan berbagai produk teknologi yang kita kenal diantaranya Mangga Dua atau Glodok memberikan pelajaran berarti tentang perkembangan berbagai produk digital ini. Kita bisa lihat di setiap bulan senantiasa ada saja produk baru yang dipasarkan dengan berbagai kualitas dan kemampuan. Tidak hanya informasi dan teknologi, melainkan keterampilan dan masalah. Masalah berkembang cepat, tanpa diimbangi dengan penemuan solusi, sehingga masalah lama bertahan dan muncul masalah baru.


Kalah Bersaing
Era globalisasi merupakan era pembukaaan jalur-jalur lalulintas produk dan tenaga untuk menerima dan mengirim apa yang dimiliki Negaranya ke berbagai Negara di seluruh belahan dunia. Dengan kata yang sederhana, dapat saja Negara Jepang mengirim tenaga ahlinya untuk meneliti, mengeksplorasi dan memanfaatkan sumberdaya Negara Indonesia untuk kepentingan Negara tersebut atau keduabelah pihak. Hal ini adalah lumrah mengingat ada keuntungan yang diperoleh dari aktifitas tersebut. Namun yang perlu kita cermati adalah era globalisasi merupakan era persaingan yang begitu ketat antar berbagai Negara, tidak hanya persaingan terjadi antara dua Negara melainkan banyak Negara. Hendaknya menjadi acuan bagi siapa saja agar dapat suvive di zaman seperti ini, segera mengupgrade diri pada sisi pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, sebab jika tidak maka muncullah mental pesuruh dinegaranya sendiri, dan hanya bisa melihat negaranya habis digrogoti oleh orang-orag cerdas kiriman Negara lain. Kita akan gagal jika tidak mampu bersaing dengan siapapun, dimanapun dan kapanpun. 


Tidak Kreatif
Kreatifitas merupakan kemampuan seseorang dalam memecahkan berbagai masalah, menemukan ide baru. Kreatifitas merupakan sebuah tindakan mengoptimalkan fungsi otak. Namun kreatif bukan saja dalam bentuk ide dan gagasan melainkan hasil karya dan manfaat yang berbeda dari sebelumnya. Kreatifitas pada dasarnya merupakan karunia dari Allah SWT kepada setiap manusia, yakni kemampuan mencipta (daya cipta) dan berkreasi. Namun ternyata tidak semua orang mengoptimalkannya. Kejenuhan, kebosanan adalah kewajaran bagi seseorang. Hal inilah yang menuntut kita untuk kreatif menemukan model baru bagi produk kita, rendahnya kemampuan kreatifitas kita berdampak rendahnya keuntungan kita atau bahkan hilangnya pelanggan kita.


Tidak Cepat Meraih Peluang
Hikmah mengatakan, kesempatan dating hanya sekali, dan tak kan pernah kembali untuk yang kedua kalinya. Kecepatan seseorang mengambil peluang tak lepas dari kemampuannya mengoptimalkan seluruh potensi yang allah berikan untuk kehidupan. Sejauhmana seseorang membuka kedua telinga, mata dan hatinya, ditambah dengan kemampuannya untuk ‘take action’ saat melihat sebuah kebaikan atau keuntungan baginya. Terkadang keraguan menjadi penghalang besar bagi seseorang untuk bertindak, atau lepasnya peluang kesempatan dikarenakan terlalu lama berfikir sehingga lambat mengambil keputusan karena dukungan informasi yang rendah.


No Action
Tindakan adalah buah dari keyakinan dan pemahaman. Banyak diantara kita pandai memberikan ide dan gagasan tetapi berhenti pada tataran imajenasi, sedangkan masyarakat akan mengetahui sejauhmana manfaat yang ditimbulkan apabila ide dan gagasan berubah menjadi karya. Untuk merubah ide menjadi karya tidak lain dengan bertindak, berbuat, beraksi. Banyak orang mau kesuksesan, keuntungan , kebahagiaan dan keberhasilan, tetapi mereka hanya mengkhayalkan semua itu. Takkan berhasil seseorang meraih apa yangdiinginkan jika tak ada tindakan, atau tindakan yang dilakukan tak ada perubahan, melakukan hal yang sama tetapi menginginkan hasil berbeda….impossible !


Malas
Sebuah kata yang terdiri dari lima huruf. Yang senantiasa menghinggapi diri kita jika kita lemah semangat, rendah informasi dan tak memiliki sahabat yang memiliki energy positif. Malas juga dikarenakan tek memiliki orientasi tujuan  yang jelas dalam setiap amal perbuatan. Sangat mungkin seseorang malas karena rendahnya keyakinan dan pemahaman seseorang akan dampak yang terjadi dikemudian hari. Kemalasan juga didukung oleh rendahnya kemauan. 


Tidak mampu membangun tim positif
Kita telah memahami bahwa semangat terkadang naik, suatu saat mengalami penurunan. Bersifat fluktuatif, tidak stabil sangat bertergantung pada lingkungan seseorang dimana dia berada. Hikmah mengatakan, seseorang itu tergantung dari dengan siapa ia berteman, maka jika ia berteman dengan penjual minyak wangi, ia ikut bau wangi, dan jika seseorang berteman dengan perokok maka penyakitnya lebih parah dari sang perokok. Ketidakmampuan seseorang membangun pertemanan, persahabatan atau tim kerja dengan orang – orang bernilai positif (dalam arti memiliki visi, pemahaman dan keyakinan yang sama) maka sangat mungkin kita mudah terpengaruh melakukan hal positif pula.


Penyakitan
Penyakitan, hal ini terkait dengan rendahnya kualitas fisik seseorang. Fisik kita bergantung dengan sejauhmana suplai makanan yang masuk kedalam tubuh kita dan perawatan tubuh kita serta frekuensi latihan bagi tubuh kita. Fisik kita juga bergantung sejauhmana kemampuan mengatasi penyakit yang masuk kedalam diri kita. Seseorang hendaknya memiliki fisik yang berkriteria sehat (jarang sakit), bugar (seluruh organnya berfungsi dengan baik), kuat (mampu memikul beban), dan lincah (mampu bergerak cepat). Penyakitan membuat seseorang sulit bergerak, lamban. Akhirnya sedikit yang ia dapatkan. 


Negative Thinking
Kecerdasan seseorang takkan membuahkan hasil terhadap peluang dan kesempatan yang ada jika pikiran dan hatinya dipenuhi dengan buruk sangka (negative thinking). Hal ini pula yang menyebabkan seseorang ragu bertindak dan berbuat. Mereka yang negative thinking cenderung mengatakan… takut kalau…. Masa sih… ah nanti jadi…. Banyak diantara kita menyurutkan langkah dan berdiam diri dikarenakan pikiran kita yang dipenuhi keragu-raguan akan peluang yang ada didepan kita. Banyak kasus telah membuktikan seseorang tidak meraih apa yang diinginkan karena keraguan yang dimilikinya.  Semakin tinggi negative thinking seseorang berbanding lurus dengan keraguan dan rendahnya tindakan yang berdampak pada ketidakberhasilan.

Ditulis oleh
Buyung Ristyono

ETIKA RAPAT EFEKTIF dan EFISIEN


 PRA RAPAT 

  1. Buat agenda pembahasan 
  2. Hubungi peserta rapat, secara lisan maupun tulisan
  3. Berikan informasi ; apa yang harus disiapkan, kapan waktu pelaksanaan rapat, dimana lokasi rapat. 
  4. Ingatkan peserta rapat diharapkan datang dengan persiapan, yakni dengan mengetahui agenda rapat, membaca terlebih dahulu materi yang akan dibahas dan memahami bahan – bahan yang akan didiskusikan dan siap dengan konsep yang ditawarkan (untuk menghemat waktu sebaiknya siapkan konsep atau laporan berupa mind mapping, tervisualisasikan, dan telah ter-harcopy-kan sehingga peserta lain dapat turut mempelajarinya.
  5. Jangan lupa ingatkan untuk hadir tepat waktu. Peserta rapat tidak hanya diharapkan datang tepat pada waktunya, bahkan disarankan datang lebih awal dan jangan pernah berasumsi bahwa rapat hanya akan dimulai pada saat semua peserta sudah hadir. Dengan demikian kita telah menghargai waktu. 
  6. Siapkan lokasi rapat ; ruang nyaman (LCD atau kipas angin), sarana visual (LCD, Laptop, white board atau flip chart, alat tulis, kalender), penentu waktu (jam dinding) dan penerangan ruang rapat   

SAAT RAPAT
 

  1. Awali dengan Bismillah 
  2. Bacakan agenda pembahasan rapat, batasan waktu dan target yang ingin dicapai
  3. Informasikan tata tertib dan etika rapat (untuk menghemat waktu sebaiknya etika dan tatib telah terpampang di ruang rapat, tidak mesti dibacakan kembali). Etika rapat, sesungguhnya merupakan seperangkat tata nilai yang disepakati dan selanjutnya dipahami oleh para peserta rapat, agar rapat bisa berjalan lancar, tertib, efisien, efektif dan penuh sopan santun. Etika Rapat ini tentu tidak dimaksudkan untuk membatasi atau bahkan membelenggu para peserta rapat, namun sekadar menegaskan hal-hal yang sepantasnya dilakukan dan yang tak pantas dilakukan ketika rapat berlangsung
  4. Tentukan pimpinan rapat
  5. Tentukan notulen rapat, yang berfungsi mendokumentasikan, mencatat pembahasan, pertanyaan, dan kesimpulan sehingga hasil dari rapat dapat selalu diingat
  6. Sampaikan Taujih penyemangat, yang berfungsi meluruskan niat, menyemangati peserta rapat, dan dapat menambah wawasan pemikiran dan ruhiyah.
  7. Pastikan pimpinan rapat bersikap adil
  8. Agar dapat menghemat waktu, pembahasan rapat seputar 5W (what, why, where, when, who) dan 1H (how)
  9. Pimpinan dapat mengingatkan kembali peserta rapat untuk empati, mendengarkan peserta lain yang sedang berbicara, dan menyampaikan ide dengan mengacungkan telunjuk lebih dulu dan saat diperkenanakan bicara barulah berbicara. termasuk soal interupsi,
  10. Peserta dapat menyikapi perbedaan pemikiran, latarbelakang dan kemampuan seseorang
  11. Peserta diharapkan tidak mencela, negative thinking, berbicara dengan rekan sebelahnya kecuali diminta
  12. Peserta rapat pun diperkenankan mendokumentasikan untuk kepentingan pribadinya hal-hal yang dibicarakan dalam rapat namun tidak dipublikasikan kecuali mendapat izin dari pimpinan rapat
  13. Bagi waktu rapat menjadi ; waktu untuk pembukaan (doa, taujih,sambutan), waktu untuk pemaparan (konsep, masalah, target), waktu untuk pembahasan (brainstorming, diskusi dan bertanya), waktu menyimpulkan, dan waktu penutupan (doa, agenda lanjutan)
  14. Peserta wajib mengisi form kehadiran
  15. Ingatkan meminta peserta mengubah nada dering handphonenya menjadi silent mode. Harus diakui, dering HP apalagi diikuti dengan pembicaraan telepon ditengah berlangsungnya rapat, memang sangat mengganggu peserta rapat lainnya. Dengan aturan ini diharapkan gangguan pada rapat dapat diminimalkan.
  16. Pemimpin rapat dapat meredam peserta yang terlalu dominan dan memberi kesempatan peserta lain untuk bicara dan berpendapat
  17. Pemimpin rapat harus dapat mengambil keputusan dan menyimpulkan hasil rapat dengan mengedepankan kepentingan bersama bukan individu
  18. Pastikan hasil rapat memiliki informasi, siapa mengerjakan apa, batasan waktu aksi, dan target realisasi
  19. Pastikan peserta rapat yang telah menyampaikan ide dan gagasannya namun tidak diterima dalam forum untuk lapang dada dan tetap mendukung hasil keputusan rapat tersebut. 
  20. Pastikan setiap peserta rapat mendokumentasikan (dengan catatan, atau audio visual) informasi atau kesepakatan rapat.
  21. Saat akan mengakhiri rapat lakukanlah hal berikut :
  • Bacakan kembali hasil diskusi dan menjadi keputusan bersama
  • Ingatkan peserta untuk komitmen, semangat mendukung dan melaksanakan hasil rapat
  • Sampaikan agenda lanjutan
  • Doa bersama untuk memohon bantuan kepada Allah SWT kemudahan pelaksanaan hasil rapat tersebut.

PASCA RAPAT
Tidak kalah pentingnya adalah etika sesudah rapat.
1. Peserta rapat memiliki keputusan hasil rapat
2. Peserta berkomitmen melaksanakan hasil keputusan rapat
3. Peserta saling mengingatkan satu dengan lainnya sebagai salah satu mekanisme control

HAL – hal yang me-RUSAK pelaksanaan rapat 

  1. Peserta datang terlambat, terlebih lagi pemimpin yang terlambat. Hal ini akan menjadi kebiasaan buruk 
  2. Tidak tegas waktu
  3. Tidak ada agenda dan batasan waktu rapat
  4. Tidak ada sarana audio visual
  5. Mengundang orang yang bukan bidangnya
  6. Tidak ada notulensi hasil rapat
  7. Peserta tidak memahami tujuan rapat
  8. Peserta tidak menyiapkan konsep, informasi yang akan disampaikan dalam rapat
  9. Tak ada komunikasi efektif selama rapat berlangsung
  10. Pemimpin tidak adil menyikapi perbedaan, dan penyampaian usul
  11. Gangguan dering telepon dan handphone dengan pembicaraannya
  12. Tidak jelas keputusan rapat, siapa mengerjakan apa dan batasan waktunya serta reward and punishment-nya
  13. Peserta dibiarkan sibuk dengan kepentingannya sendiri misalnya memainkan pena atau handphone, bicara dengan rekan sebelahnya, coret-coret yang bukan berkaitan dengan rapat pada bukunya
  14. Peserta dibiarkan duduk dengan sikap malas
  15. Peserta tidak mendokumentasikan hasil rapat, dibiarkan hanya mendengar saja tanpa ada aktifitas menulis
  16. Peserta dibiarkan makan minum selama rapat berlangsung
  17. Pernyataan dan pertanyaan peserta tidak dibatasi
  18. Pemimpin rapat tidak mampu meluruskan pembicaraan sehingga melebar atau tidak focus

Ditulis oleh Buyung Ristyono
Referensi dari berbagai sumber dan pengamatan

KOMUNIKASI EFFEKTIF

Berangkat dari teori Multiple Intelligence, Howard Gardner dari Universitas Harvard menemukan bahwa seorang pemimpin memiliki "lingustic intelligence" (kecerdasan berbahasa). Artinya, seorang pemimpin dapat memakai bahasa, baik dengan kata-kata maupun tulisan, untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Memang tidak semua pemimpin memiliki tingkat kecerdasan yang sama. Namun, kecakapan dalam berkomunikasi bisa diperoleh melalui proses belajar.
Winston Churchill memenangkan perang melawan tirani Jerman melalui proses komunikasi dengan rakyatnya. Satu hal yang tidak banyak diketahui orang tentang orator yang hebat ini adalah ternyata Churchill mengidap cacat bicara yang cukup parah pada masa kecilnya. Alih-alih menyebabkan patah semangat dan minder, Churchill justru mulai mempelajari Shakespeare dengan sungguh-sungguh. Kisah Churchill menunjukkan betapa seorang pemimpin harus terus belajar berkomunikasi. Kunci keberhasilan seorang pemimpin dalam berkomunikasi adalah kejernihan pikiran dan kejelasan akan apa yang hendak disampaikan, bukan sekadar kalimat-kalimat indah yang tak jelas maknanya. Dalam berkomunikasi kita tak hanya focus pada content melainkan relationship. Tak hanya pad aide melainkan hati.

Efektifitas komunikasi :
Setidaknya harus memenuhi 4 hal
1. Pengertian
Penerimaan yang cermat, tepat sesuai dengan apa yang disampaikan sumber informasi atau pembawa pesan
2. Kesenangan
Pesan disampaikan dan diterima dengan perasaan senang saling menyukai satu dengan lainnya, tanpa paksaan
3. Pengaruh pada pemahaman, sikap dan tindakan
Pesan yang disampaikan membawa pengaruh pada perubahan pemahaman, paradigm, sikap dan perilaku, contoh penerima lebih termotivasi untuk berusaha
4. Hubungan yang makin baik
Komunikasi berdampak pada hubungan yang makin erat, persahabatan yang kokoh, jalinan silaturahim berjalan baik

Definisi Komunikasi
Komunikasi adalah proses pertukaran dan penyampaian informasi dan ide dari seseorang kepada orang lain. Definisi yang lain menjelaskan komunikasi sebagai suatu proses dan transaksi pengiriman pesan dari pihak tertentu, melalui media tertentu, dalam bentuk-bentuk tertentu sehingga mencapai sasaran, yaitu pihak lain yang mengakibatkan terjadinya hubungan tertentu. Dalam kaitannya dengan kepemimpinan, komunikasi dapat diartikan sebagai proses dan transaksi pengiriman pesan secara dua arah, yaitu dari pemimpin kepada mereka yang dipimpin, dan sebaliknya.

Lingkungan (konteks) komunikasi setidak-tidaknya memiliki tiga dimensi:  

  1. Fisik, adalah ruang dimana komunikasi berlangsung yang nyata atau berwujud. 
  2. Sosial-psikoilogis, meliputi, misalnya tata hubungan status di antara mereka yang terlibat, peran yang dijalankan orang, serta aturan budaya masyarakat di mana mereka berkomunikasi. Lingkungan atau konteks ini juga mencakup rasa persahabatan atau permusuhan, formalitas atau informalitas, serius atau senda gurau, 
  3. Temporal (waktu), mencakup waktu dalam hitungan jam, hari, atau sejarah dimana komunikasi berlangsung.

Unsur Komunikasi
Dalam suatu proses komunikasi, ada beberapa unsur yang mutlak keberadaannya. Berikut adalah unsur komunikasi yang diperlukan agar komunikasi menjadi efektif.

1. Pengirim
Langkah pertama yang harus dilakukan seorang komunikator yang efektif adalah menciptakan
kredibilitas. Seorang pemimpin perlu menunjukkan bahwa ia memahami subjek, pendengar, dan konteks pesan yang disampaikan. Anda wajib memahami pendengar -- kepada siapa Anda akan menyampaikan pesan, baik individu maupun kelompok. Jika Anda tidak mampu memahami pendengar Anda, mereka tidak akan bisa menangkap isi pesan Anda dengan benar.
2. Pesan
Seorang komunikator juga perlu mempertimbangkan pesan yang akan disampaikannya.
Komunikasi tertulis, lisan, dan nonverbal dipengaruhi oleh nada suara pengirim, metode
organisasi, keabsahan argumen, apa yang harus dikomunikasikan dan apa yang tidak, dan juga
gaya setiap individu dalam berkomunikasi. Suatu pesan memiliki komponen intelektual dan
emosional. Intelektual memungkinkan kita untuk berpikir dan menggunakan nalar, sedangkan
emosi mengizinkan kita untuk menunjukkan perubahan motivasi, yang pada akhirnya dapat
mengubah cara pemikiran dan tindakan kita.
3. Media
Pesan bisa disampaikan melalui berbagai media. Media verbal, misalnya melalui tatap muka,
telepon, atau "video conferencing" (pertemuan dengan menggunakan video untuk bertatap muka dan berbicara dengan orang di tempat lain); dan juga media tertulis, misalnya surat, e-mail, memo, dan laporan. Setiap media memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Tidaklah efektif, misalnya, jika memberikan satu daftar panjang barang-barang kebutuhan kantor dengan lisan atau memberikan kritik tajam kepada seseorang melalui e-mail.
4. Penerima
Setelah pesan disampaikan kepada para pendengar, Anda tentu mengharapkan akan ada reaksi atau tanggapan dari para pendengar sehubungan dengan pesan tersebut. Setiap individu akan terlibat dalam proses komunikasi dengan membawa ide dan perasaannya. Hal ini akan memengaruhi pemahaman dan respons mereka terhadap pesan yang kita sampaikan. Untuk menjadi seorang komunikator yang sukses, Anda harus mempertimbangkan hal-hal ini sebelum menyampaikan pesan sehingga dapat menentukan langkah yang tepat.
5. Respons
Para penerima pesan akan merespons pesan Anda, baik secara verbal maupun nonverbal. Anda
perlu mencermati dan memerhatikan dengan saksama setiap respons yang timbul karena dengan ini Anda dapat mengetahui seberapa jauh mereka memahami isi pesan Anda. Respons ini bias beragam bentuknya, baik verbal maupun nonverbal. Secara sederhana, menganggukkan kepala menunjukkan bahwa seseorang memahami pesan yang disampaikan, atau menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan keras menyiratkan seseorang sedang merasa jengkel. 
6. Konteks
Konteks adalah cara penyampaian suatu pesan, yang meliputi nada suara, bahasa tubuh, gerakan tangan, dan emosi (marah, takut, ragu-ragu, gembira, dll.). Meskipun sering menyebabkan penerima menjadi salah menangkap isi pesan, konteks merupakan komunikator yang kuat yang bisa membantu kita saling memahami.
 
Proses Komunikasi
Jalannya komunikasi dari pengirim sampai ke penerima bisa dijelaskan sebagai berikut.
Tahap pertama adalah "thought" (pemikiran). Pada tahap ini, pesan yang berupa informasi, ide, atau perasaan tersimpan dalam pikiran pengirim. Kemudian pesan tersebut dikirimkan melalui kata-kata atau simbol lain melalui media yang dipilih. Proses ini disebut "encoding" pengekspresian pesan). Tahap selanjutnya adalah "decoding" (pengartian pesan), di mana penerima mengartikan kata-kata atau symbol itu menjadi suatu konsep atau informasi yang dapat ia mengerti. Seberapa jauh pengertiannya akan pesan yang diterima dapat diketahui dari respons yang ia tunjukkan.

Efek Komunikasi
Komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas satu atau lebih orang yang terlibat dalam tindak komunikasi. Pada setiap tindak komunikasi selalu ada konsekuensi. Sebagai contoh, anda mungkin memperoleh pengetahuan atau belajar bagaimana menganalisis, melakukan sintesis, atau mengevaluasi sesuatu; ini adalah efek atau dampak intelektual atau kognitif. Kedua, anda mungkin memperoleh sikap baru atau mengubah sikap, keyakinan, emosi, dan perasaan anda; ini adalah dampak afektif. Ketiga, anda mungkin memperoleh cara-cara atau gerakan baru seperti cara melemparkan bola atau melukis, selain juga perilaku verbal dan noverbal yang patut; ini adalah dampak atau efek psikomotorik.

Hambatan Komunikasi
Segala sesuatu yang menghalangi kita untuk memahami pesan disebut hambatan dalam komunikasi. Ada banyak hambatan fisik dan psikologis, seperti yang diuraikan di bawah ini.
Penghambat pertama adalah budaya, latar belakang, dan prasangka. Acap kali orang membiarkan pengalamannya mengubah arti pesan yang ia terima. Ketiga faktor ini memang bisa membantu bila pengalaman digunakan untuk memahami suatu hal yang baru. Namun, bila mengubah isi pesan, ketiganya adalah hambatan dalam proses komunikasi. Suara-suara lain di sekitar Anda berpotensi mengaburkan komunikasi. Maka dari itu, dibutuhkan konsentrasi penuh terhadap pesan yang disampaikan, baik dari pihak pengirim maupun penerima. Terlalu berpusat pada diri sendiri juga dapat menimbulkan kebingungan dan konflik dalam komunikasi.
Beberapa faktor penyebabnya antara lain adalah sikap defensif (ketika kita merasa disudutkan dan diserang), sikap superioritas (merasa diri lebih tahu daripada orang lain), dan ego (merasa diri sebagai pusat aktivitas). Sering kali persepsi juga menjadi faktor penghambat. Jika kita merasa seseorang berbicara terlalu cepat, tidak lancar, dan tidak jelas pengucapannya,  kita menjadi malas mendengarkan dan tidak mengacuhkannya. Selain itu, kita cenderung mau mendengarkan orang yang berkedudukan tinggi, namun mengabaikan pembicara yang berkedudukan rendah. Faktor yang menghambat komunikasi selanjutnya adalah lingkungan. Lampu atau cahaya yang terlalu terang, ketertarikan kepada orang tertentu, dan pemandangan yang tidak biasa dilihat berpeluang untuk menganggu proses komunikasi. Faktor yang terakhir adalah stres. Saat stres, pemikiran Anda cenderung dipengaruhi oleh kerangka-kerangka seperti kepercayaan, nilai-nilai, pengetahuan, dan tujuan Anda. Stres menyebabkan Anda sulit untuk berpikir dengan jernih.


Komunikasi Nonverbal
Selain komunikasi suara (verbal), komunikasi nonverbal (tanpa suara) dapat digunakan untuk
menyampaikan isi pesan sepenuhnya. Berikut adalah jenis-jenis komunikasi nonverbal.
1. Kontak mata.
Orang yang menjaga kontak mata dengan pendengarnya mengesankan dirinya sebagai orang yang terbuka, ramah, peduli, dan dapat dipercaya. Hal ini akan memperlancar proses komunikasi.
2. Ekspresi wajah.
Tersenyum adalah cara yang paling mudah untuk menunjukkan kegembiraan, keramahan, dan
kehangatan. Seorang pemimpin yang murah senyum ketika berbicara di hadapan para bawahannya membuat mereka merasa nyaman, mau mendengarkan dan memerhatikan lebih saksama.
3. Gerak tubuh.
Tanpa gerakan-gerakan tubuh (tangan, misalnya), Anda sebagai pembicara akan dinilai
membosankan dan kaku. Komunikasi yang hidup akan menarik perhatian pendengar sehingga komunikasi menjadi lebih menarik dan mudah dipahami.
4. Postur dan posisi tubuh.
Anda dapat mengomunikasikan berbagai pesan dengan cara Anda berbicara dan bergerak. Berdiri tegak dan posisi condong ke arah pendengar menunjukkan bahwa Anda ramah dan terbuka. Sebaliknya, berbicara sembari terus memunggungi pendengar atau memandang lantai atau langit-langit menunjukkan keengganan atau ketidaktertarikan.
5. Kedekatan.
Setiap budaya memiliki norma dan aturan berbeda tentang jarak kedekatan yang dianggap nyaman ketika orang berkomunikasi. Anda harus mencermati apakah ada tanda-tanda ketidaknyamanan dari lawan bicara dengan jarak yang Anda tetapkan.
6. Vokal.
Salah satu hal yang sering disinggung adalah nada suara yang monoton dari seorang pembicara. Kemonotonan akan dinilai sebagai sesuatu yang membosankan dan menjemukan. Oleh karena itu, gunakanlah nada suara (tinggi rendah), ritme, dan penekanan secara bervariasi untuk membuat komunikasi Anda "berwarna".

Ditulis ulang oleh Buyung Ristyono

Referensi : Dari berbagai sumber

KESUKSESAN BELAJAR



Kesuksesan belajar seseorang ditentukan dari 3 faktor :

1. Siswa pembelajar
Seorang pembelajar hendaknya memiliki keinginan kuat untuk memperoleh ilmu dan wawasan, dan semangat juang yang tinggi meraih prestasi. Rendahnya motivasi seseorang sangat mendukung pada kualitas pemahaman dan hasil yang diperolehnya. Sukses seoarang siswa pembelajar juga dikarenakan kemampuannya mengoptimalkan potensi auditorial, visual dan kinestetiknya dalam belajar. Jika tidak keseluruhan potensinya dioptimalkan sangat mungkin berdampak pada tingkat penyerapan informasi pada akalnya. (lihat table)

Kita belajar
Persentase pemahaman
Dari apa yang dibaca
10
Dari apa yang didengar
20
Dari apa yang dilihat
30
Dari apa yang dilihat dan didengar
50
Dari apa yang dikatakan
70
Dari apa yang dikatakan dan dilakukan
90
Sumber : Quantum Learning

2. Guru pengajar, trainer, guru, dosen

Seorang guru sangatberperan penting terhadap suksesnya siswa dalam memahami informasi yang disampaikannya. Ada beberapa hal terkait dengan kemampuan mengajar seorang guru :
  • Dalam perubahan cara pandang
  • Misalnya, bagaimana menempatkan siswa bukanlah sebagai gelas kosong, tapi bibit unggul yang beraneka ragam. Sekolah bukan pabrik, tapi sebuah komunitas. Setiap kecerdasan penting dan perlu dikembangkan sebaik mungkin. Pendidikan di sekolah tidak hanya kegiatan pengalihan pengetahuan, tapi juga seluruh suasana, proses, ketauladanan, yang mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung perkembangan potensi insani seseorang.
  • Suasana
  • Formal mekanistik perlu diubah menjadi suasana informal, hangat dan menggembirakan atau dikenal dengan istilah fun learning.  Dari suasana yang cenderung menghukum menjadi suasana yang apresiatif; dari yang eksklusif dan homogen menjadi inklusif dan heterogen. Dari ketegangan menjadi kegembiraan.
  • Proses
  • Belajar yang berpusat pada pengajar, pun perlu diubah menjadi lebih berpusat pada siswa. Dari one way communication menjadi two way communication. Proses belajar yang individual menjadi proses belajar dalam tim secara seimbang. Proses belajar yang mekanik menjadi proses belajar yang menggugah, memberi inspirasi. Proses belajar tidak hanya mengembangkan kemampuan, tapi juga mencerahkan atau mengembangkan kesadaran baru, membangun keyakinan, dan mengembangkan sikap. Dituntut untuk setiap guru mengajar memenuhi 3 aspek ; kognitif (wawasan), psychomotoric (skill keterampilan), dan afektif (perubahan sikap, prilaku). Proses belajar juga tidak hanya melalui pemahaman, penghapalan, dan analisis, namun juga melalui observasi, imajinasi, eksplorasi, dan refleksi. Proses belajar tidak hanya menekankan pada materi pelajaran, tapi juga proses yang menekankan 'belajar bagaimana belajar'. Proses belajar yang mengisolasi satu kecerdasan dari kecerdasan yang lain diubah menjadi proses belajar yang mengembangkan semua kecerdasan secara simultan.
  • Peran
  • Guru dan kepala sekolah pun perlu diubah. Yakni, bagaimana kepala sekolah dan guru sebagai pemimpin transformasional, pembangun komunitas, dan pembelajar prima.

3. Lingkungan
Lingkungan tempat melakukan proses belajar mengajar hendaknya memenuhi criteria :
  • Ketenangan dan Nyaman
Hal ini membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak, baik antara murid dan guru atau dengan pihak sekolah lainnya. Bagaimana mewujudkan lingkungan yang asri, sejuk, penuh dengan suplai oksigen, dan tenang jauh dari kebisingan.

  • Lengkap sarana dan prasarana
Dukungan sarana dan prasarana sangat penting bagi kesuksesan pembelajar dalam menyerap informasi yang disampaikan oleh seorang guru. Hendaknya dukungan sarana memenuhi 3 aspek gaya belajar siswa yaitu :
a.      Auditorial : suara yang jelas, dukungan soundsystem yang memadai, dll
b.      Visual : Lcd, televisi, vcd pembelajaran yang memvisualisaskan informasi dll
c.       Kinestetik : model yang dapat dilihat dan sentuh atau rasa,dll

  • Positif
Bagaimana suasana lingkungan menumbuhkan nilai- nilai positif, semangat, peduli sesame, interaktif antar murid atau murid dengan guru.


Ditulis ulang Oleh Buyung Ristyono, S.T.
Referensi :

  1. Kutipan dari Portal Duniaguru, 27 desember 2007, Prof Dr Gede Raka, guru besar Institut Teknologi Bandung (ITB)
  2. Catatan pribadi

LEADERSHIP WAYS


TEAMWORK - TEAM BUILDING


PERSONAL EXCELLENT


QUANTUM LEARNING - SMART STUDENT


BRAIN CHALLENGE


MEMORY BOOSTERS


FUN MAPPING - MIND MAPPING


SMART FAMILY


ORGANIZATION MANAGEMENT


THE POWER OF TRAINER - TRAINING FOR TRAINER


FAST READER - READING SKILL






LEARNING HOW TO LEARN


SMART SERVICE


OUTBOUND FUN GAMES


LIFE EXCELLENT

 

TEKNIK JUAL DIRI


MANAJEMEN DIRI


LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN


KONSEP DIRI


SPIRITUAL Journey - ISLAMIC Values


LIFE JOURNEY - Program PESANTREN KILAT

 

SARANA TRAINING (standard)

Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan, Pendidikan dan Pengembangan SDM perlu memperhatikan dukungan sarana prasarana presentasi agar hasil dari kegiatan optimal sesuai dengan yang diharapkan. Maka diharapkan kepada para pelaksana untuk mempersiapkan dan mencek kondisi sarana sebelum hari pelaksanaan. Sarana presentasi yang dibutuhkan (min) diantaranya :

1. LCD Projector (Kabel Data, Kabel Power)  

http://asrentall.com/wp-content/uploads/2013/02/LCD-Projector-2400-Lumen-XGA.jpg










    2. Layar/ Screen
    untuk kapasitas peserta 30-50 orang
    http://images03.olx.co.id/ui/13/02/77/1349255626_443399577_1-Gambar--DISTRIBUTOR-LCD-Projector-Resmi.png
    untuk kapasitas >100 orang
    https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicdZ648BSO16LWKww2_NSUV6DTQ1aD3cTlHA7u_lh68-DwAzm8N4SWBo-Awv1wWCwgPIwcT_1RF-mNvcSK0xpe1-xvd8Qkg2MHRUTLfK362PX4dmw1pwrbFHHxLVEdRuJNKvKxOIRVUWI/s400/backyard-drive-in.jpg
    3. Laptop cadangan
    http://www.techfresh.net/wp-content/uploads/2007/02/lenovo.jpg
    4. Kabel Power Listrik
    http://www.rajalistrik.com/shop/images/stories/virtuemart/product/kabel,roll,10m,presto-kblk000011.jpg
    5. Soundsystem / Speaker Active
    http://www.b-52pro.com/display/Products/Matrix2000.jpg

    6. Mic Wireless
    http://www.henrys-electronics.co.uk/shop/5000_set.jpg
    7. Battery Cadangan 
    http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/21/Alkali_battery_5.jpg
    8. Ruangan Nyaman ber-AC
    http://mardiyanto.info/wp-content/uploads/2011/12/Training-Rooms.jpg









    9. Pencahayaan lampu yang dapat diatur gelap - terangnya

    10. Whiteboard atau Flipchart
    http://akh.vn/pic/products/Bang-Flip_635066498502118156.jpg 
    11. Spidol Whiteboard, penghapus
    http://www.kimo-giftshop.com/images/products/2011/04/SP-503.JPG
     http://www.atk.co.id/content/uploads/mtoc/product_images/cdem4.jpg

    12. Kertas HVS
    • .........etc 
    Semoga sarana prasarana tersebut mudah untuk disiapkan dan telah melalui pengetesan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan kegiatan. Pastikan uga kesiapan petugas dan tim yang bertanggungjawab akan pengadaan sarana prasarana tsb.